Ijinkan aku memuji dirimu
Yang seindah keindahan di hatiku
Biarkan lisanku bercanda
Bersama untaian kasih
Menuturkan bisik dihati
Lembar-lembar anganku
Penuh dengan gambarmu
Romantis dengan ceritamu
Syahdu dengan senyummu
Sulit rasanya untuk aku padami
Bara yang menyulut seluruh ruangku
Terlanjur sudah api menyala, biarlah...
Biar membara, hangus aku sekalian
Biar mati, gelap aku sekalian
Asmara yang melanda di jiwaku
Membuat semua menjadi baru
Kala kulihat rembulan tersenyum
Kulihat pula dirimu wahai kasihku
Sudah butakah aku?
Sekuntum sayang kupersembahkan untukmu
Sekuntum sayang kupersembahkan untukmu
Kumohon tempatkan dalam hatimu
Biarkan semerbaknya membimbingmu
Menuju kasih yang tersembunyi
Aku masih menuggumu
Disini, dari kejauhan
Jauh, hingga tak pernah kau pandang
Tak tersembunyi, namun enggan kau rasakan
Semuanya nyata bagiku, tapi semu
Semuanya nyata bagiku, tapi semu
Redup, dan hampir padam
Tak ada yang tersiksa lagi untukku
Selain kenangan-kenangan yang indah bersamamu
Suatu hari nanti saat waktu mempertemukan kita
kan kubisikkan rindu ini ditelingamu
Berulang ulang hingga kau bosan
Kan kutuliskan dihatimu betapa aku menyayangimu
Kan kunyanyikan syairku hingga kau mengerti
Dalamnya palung lautan tak sebanding dangan dalamnya rindu ini
Namun canda dan tawamu kini hanya penantian
Selain kenangan-kenangan yang indah bersamamu
Suatu hari nanti saat waktu mempertemukan kita
kan kubisikkan rindu ini ditelingamu
Berulang ulang hingga kau bosan
Kan kutuliskan dihatimu betapa aku menyayangimu
Kan kunyanyikan syairku hingga kau mengerti
Dalamnya palung lautan tak sebanding dangan dalamnya rindu ini
Namun canda dan tawamu kini hanya penantian
Tutur sapa denganmu kini hanya impian semata
Jauh tatapan untuk bertemu
Jauh kata untuk menyapa
Seiring berseminya tunas rindu
Seiring berseminya tunas rindu
Kudendangkan syair biru
Dengan satu kepastian dalam kalbu
Kunyatakan padamu wahai kasihku
0 komentar:
Posting Komentar